Desa Wisata Tirta Agung Bondowoso || Bondowoso memang memiliki berbagai macam potensi wisata. Baik yang dikelola pemkab maupun pihak desa. Terbaru, salah satu desa wisata di kabupaten yang terletak di sisi timur Jatim ini berhasil menjadi 50 desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Desa yang berhasil meraih anugerah tersebut adalah Desa Sukosari Kidul. Desa tersebut memang memiliki wisata yang cukup dikenal, yakni Wisata Tirta Agung. Wisata tersebut baru diresmikan pada 2019 lalu itu kemudian terus melakukan pengembangan pada beberapa fasilitas di dalamnya.

M Fadil Susanto, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tirta Agung, mengatakan, sebenarnya persiapan untuk ajang tersebut masih dinilai memiliki banyak kekurangan. Mengingat kondisinya masih dalam keadaan pandemi, di mana sektor pariwisata mengalami keterpurukan. “Banyak fasilitas kami masih dalam perbaikan,” katanya.

Oleh sebab itu, Fadil menuturkan, tidak pernah menyangka dapat masuk dalam 50 desa wisata terbaik se-Indonesia, dari total peserta sebanyak 3.419 desa wisata. Terlebih destinasi wisata yang dikelola baru diresmikan pada 2019 lalu. Serta dengan SDM yang terbatas, beberapa pekerja di dalamnya hanya berpendidikan SD dan SMP. “Bahkan beberapa pekerjanya anak putus sekolah,” imbuhnya pria yang juga menjabat Ketua Pokdarwis Kabupaten Bondowoso ini.

Walaupun demikian, saat ini pihaknya bersama unsur terkait lainnya masih terus berupaya untuk menjadi tiga desa wisata terbaik se-Indonesia dalam ADWI tahun ini. “Bekerja sama persiapan penilaian dewan Juri ADWI 2022 dan kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” tegasnya.

Wisata Tirta Agung berawal dari inisiatif para pemuda Desa Sukosari Kidul untuk menggali potensi wisata yang ada di desanya. Mengingat awalnya tempat yang saat ini menjadi salah satu jujukan wisatawan itu merupakan waduk yang tidak terawat. Bahkan kerap kali dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah.

Ternyata usahanya tersebut mendapat dukungan dari pihak desa, baik untuk pembenahan maupun pengembangannya. Sehingga para pemuda terus melakukan kerja bakti pada awalnya. “Kami kerja bakti membersihkan hingga membuat beberapa gazebo tanpa diupah,” imbuhnya. (ham/c2/dwi)